Perjuangan Mendapatkan Vaksin sebagai Perantau di Jogja (Part 2)

Setelah sebelumnya sempat saya ceritakan bagaimana perjuangan mendapatkan vaksin covid 19 bagi perantau di Jogja di sini, nah kali ini saya akan kembali melanjutkan part keduanya.
Saya mendapatkan dosis pertama di awal bulan Juni kemarin, dan dijadwalkan akan mendapat vaksin dosis kedua di awal bulan September. Untuk vaksin Astrazeneca jarak dosis suntikan pertama dan kedua memang agak lama, yaitu sekitar 12 minggu atau 3 bulan.
Photo by Nataliya Vaitkevich from Pexels

Menunggu 3 bulan bagi saya ya lumayan lama juga, apalagi banyak muncul berita di media bahwa terjadi kelangkaan stok vaksin di berbagai daerah. Saya sempat khawatir juga dosis kedua nanti akan bermasalah. Apalagi sampai mendekati jadwal vaksin kedua, tidak ada kabar atau update terbaru lagi dari pihak rumah sakit yang mengadakan vaksinasi. Terlebih suami saya yang vaksin di rumah sakit lain, sudah mendapat SMS undangan untuk vaksin kedua. Sementara saya sama sekali tidak ada undangan atau apapun.
Tapi saya tetap mencoba berbaik sangka, karena pihak rumah sakit tempat saya vaksin dulu memang bilang bahwa, nanti ketika sudah tiba jadwal vaksin kedua ya tinggal datang saja lagi ke sana, dengan prosedur yang sama persis dengan pelaksanaan vaksin dosis pertama.
Sebelumnya saya sudah mencoba mencari info dengan menelepon ke pihak rumah sakit, tapi nomer yang dituju malah tidak bisa dihubungi. Sudah bertanya juga ke pihak admin media sosial resmi rumah sakitnya, responnya juga lama.
Sampai akhirnya suami pun memutuskan untuk datang langsung ke rumah sakit tempat saya vaksin (sebelum hari H), untuk menanyakan kejelasan vaksin dosis kedua bagi saya. Alhamdulillah, setelah bertanya langsung ke pihak rumah sakit, ternyata memang benar tinggal datang saja langsung saat sudah tiba jadwalnya. Dan pada sore atau malam harinya, admin media sosial pihak rumah sakit juga membalas hal yang sama, bahwa jika sudah ada jadwalnya tinggal datang saja.
Akhirnya hari yang dinantikan tiba juga, saya pun berangkat ke tempat vaksinasi dosis kedua. Sampai di sana, ternyata lebih ramai dibandingkan dengan dosis pertama. Ternyata hari itu berbarengan dengan vaksin kedua Sinovac (saat vaksinasi dosis pertama dulu hanya melayani Astrazeneca saja). Singkat cerita, akhirnya antri dan prosesnya pun lumayan lama sekitar total 2 jam, saya baru selesai divaksin.
Untuk vaksin dosis kedua kemarin, efek sampingnya lebih ringan dibandingkan dengan efek dosis pertama. Ya walaupun masih sempat terasa sakit kepala sejenak dan nyeri bekas suntikan yang hinggap sekitar dua harian. Tapi secara keseluruhan, vaksin dosis kedua kemarin efeknya lebih ringan dan nyaman di tubuh.
Untuk sertifikat vaksin kedua kemarin, terbitnya agak mengalami keterlambatan di aplikasi Peduli Lindungi. Padahal pada saat vaksin pertama, persis setelah selesai disuntik, notifikasi dan sertifikat vaksinnya langsung muncul di aplikasi. Sementara ketika dosis kedua kemarin, perlu waktu sekitar 5 harian sampai sertifikat vaksin kedua muncul di aplikasi.
Akhirnya vaksin kedua

Akhirnyaa, walaupun sempat ada kegalauan dan drama-drama ringan, saya berhasil mendapatkan vaksin lengkap untuk covid 19 ini. Yang perlu diingat, walaupun sudah lengkap vaksinnya, prokes tetap harus jalan terus ya. Tetap pakai masker dan jaga jarak ketika di tempat umum. Kalau bisa juga hindari kerumunan dulu ya. Semoga pandemi segera berakhir dan aktivitas bisa kembali normal. Yang belum sempat vaksin, semoga lekas dapat kuota vaksin dan dimudahkan prosesnya. Pokoknya jangan takut buat divaksin ya! InsyaAllah aman dan menambah perlindungan bagi kita semua.

Comments