Beberapa periode terakhir ini saya merasa media sosial membawa pengaruh yg terlalu besar di kehidupan kita. Chef yang menabur garam secara gemulai aja bisa bikin gempar seantero dunia maya. Ibaratnya apa2 harus dibagikan di media sosial. Sampai masalah intern pun diumbar2. Kalau yg ngumbar masih usia alay dan seumurannya mungkin masih dimaklumi ya. Karena memang, sebelum memasuki masa dewasa, remaja sekarang ini kudu khatam masa alay dulu. Bahkan saya pun merasa dulu pernah begitu alay (coba liat postingan status dan foto di awal2 fesbuk baru, rasanya pengen membenturkan jidat ke tembok hahahahahhahahahaa). Tapi sudahlah, yg lalu biarlah berlalu. Jadikan pembelajaran di masa kini dan nanti agar tidak terulang kembali, asiiiikk dah.
Nahhhh dan terkait medsos jg nih, zaman sekarang semua orang bebas berkicau dan bependapat. Sampai kadang2 keblabasan uppss...hahaha. Boleh sih mengeluarkan pendapat, menyuarakan protes, mengutarakan kontra. Tapi yg paling penting, semua itu tdk melanggar pakem2 yg harus selalu dipatuhi. Misal pakem agama, sopan santun, adat istiadat dll. Dan janganlah langsung gampang menilai orang dr postingannya di medsos yak. Bisa aja sih mencerminkan sebagian karakternya, tapi nggak 100% kan hehe.
Kalo pengen kenal ya datangi orangnya, ajak makan, traktir kalo perlu kan itung2 sedekah. Coba duduk semeja dan ngobrol deh sepuasnya. Tanpa menyimpan tendensi negatif di batinnya masing2 ya haha.
Jadi budayakan silaturahmi lagi secara langsung. Jgn cm kepo2 lewat medsos atau bahkan pake debat kusir di status medsos masing2 ya hahaha.
Jangan sampai persahabatan di dunia nyata rusak akibat perbedaan pendapat di dunia maya. Apalagi cuma gara2 beda paslon hahahahhaa.
Comments